Senin, 21 November 2016

Pengertian Data Dan Informasi

Standard
Definisi Data
Data adalah fakta mentah atau rincian peristiwa yang belum diolah, yang terkadang tidak dapat diterima oleh akal pikiran dari penerima data tersebut, maka dari itu data harus diolah terlebih dahulu menjadi informasi untuk dapat di terima oleh penerima. Data dapat berupa angka, karakter, simbol, gambar, suara, atau tanda-tanda yang dapat digunakan untuk dijadikan informasi. Suatu informasi bisa saja menjadi data apabila informasi tersebut digunakan kembali untuk pengolahan sistem informasi selanjutnya. Dalam dunia komputer data adalah segala sesuatu yang disimpan di dalam memori menurut format tertentu.

Contoh Data 
  • Kecelakaan di jalan raya
  • Barcelona menang


Definisi Informasi
Informasi adalah hasil pengolahan data yang sudah dapat diterima oleh akal pikiran penerima informasi yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi dapat berupa hasil gabungan, hasil analisa, hasil penyimpulan, dan juga hasil pengolahan sistem informasi komputerisasi.

Contoh Informasi 
  • Telah terjadi kecelakaan mobil di Jalan Raya Lintas Timur tadi malam pukul 23:00, korban jiwa sebanyak delapan orang, enam orang diantaranya luka ringan dan dua lainnya luka berat.
  • Pertandingan sepakbola Liga Spanyol antara Club FC Barcelona dengan Real Madrid pukul 02:00 dinihari tadi berakhir dengan skor 2 : 0 untuk kemenangan FC Barcelona.


Perbedaan Data dan Informasi
Dari definisi dan contoh diatas dapat disimpulkan perbedaan data dan informasi yaitu :
  • Data lebih cenderung ke penjelasan singkat atau sebuah gagasan yang belum menjelaskan sebuah peristiwa atau hasil kegiatan, data juga tidak bisa digunakan untuk pengambilan keputusan sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
  • Data terkadang tidak dapat digunakan dan diterima oleh akal pikiran penerima, sedangkan informasi dapat berguna dan dapat diterima oleh akal pikiran penerima.
  • Data mempunyai lingkup lebih detail dan bersifat teknis, sedangkan informasi menghasilkan penjelasan yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan. Data penjualan misalnya merupakan penjelasan yang bersifat mentah, tetapi informasi penjualan per bulan akan dipakai oleh manajemen untuk mengambil suatu keputusan.

Ciri-Ciri Informasi yang Baik Dan Berkualitas

Standard

A. Ciri - ciri informasi :
1.      Benar atau Salah
         ini dapat berhubungan dengan realita atau tidak. Bila penerima
         informasi yang salah mempercayainya akibatnya informasi seperti
         yang benar.
2.      Baru
         informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi si penerima.
3.      Tambahan
        informasi dapat memperbaharui atau memberi tambahan baru
        pada informasi yang telah ada.
4.      Korektif
        informasi dapat menjadi koreksi atas informasi salah/palsu
        sebelumnya.
5.      Penegas
        informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih
        berguna karena mengakatkan persepsi penerimanya atas

        kebenaran informasi tersebut.

B. Ciri - ciri informasi yang baik  :


  • Aktual , yaitu informasi terkini yang sedang hangat dibicarakan.
  • Faktual , yaitu informasi yang didukung dengan fakta sehingga terjamin kebenarannya.
  • Bahasa yang di pakai / digunakan singkat,padat dan jelas.
  •  Menarik , yaitu informasi yang memiliki daya tarik atau daya pikat

C. Informasi Berkualitas

Ciri-ciri informasi yang berkualitas menurut Raymond Mc. Leod adalah:


  • Akurat, informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan informasi tersebut harus bebas dari kesalahan-kesalahan.
  • Tepat waktu, informasi itu harus tersedia/ ada pada saat informasi tersebut diperlukan dan tidak terhambat.
  •  Relevan, informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.
  • Lengkap, informasi harus diberikan secara lengakap karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian akan mempengaruhi dalam mengambil keputusan (Mcleod, 2001:6)
  • Correctness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kebenaran.
  • Security, berarti informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibandingkan    dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dan dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasannya.


Usia Informasi

Standard

Sehubungan dengan informasi yang terkandung dalam 
Lap. Periodik, seperti laporan operasional bulanan dan laporan keuangan pada akhir sebuah periode dibedakan menjadi dua jenis data sebagai berikut
   1.      Data yang berhubungan dengan sebuah tindakan waktu -> data kondisi Contoh: untuk persedian barang pada tanggal 31-12-1999 seperti dilaporkan dalama nerac

   2.      Data operasi yang mencerminkan perubahan selama lap. tsb dihasilkan dalam satu periode waktu tertentu. Contoh misalnya lap keu seharusnya diterbitkan pada tgl 5-8-2009 karena ada kesalahan dalam pengolahan data yang menyebabkan lap. keu tsb baru bisa diterima pada tgl 8-8-2009

Rumus Untuk Menentukan Usia Informasi
      Informasi Kondisi
Informasi Operasi
Usia Maksimum                                                        d+i
d+1 5i
Usia Rata-rata                                                        d+0.5i
d+i
Usia Minimum                                                             d
d+0 5i

Ket     : i      : Interval informasi antara laporan-laporan
      d     : Waktu penundaan pengolahan.

 Contoh aplikasi

Soal:

Karena terjadi kerusakan pada sebuah jaringan komputer menyebabkan keterlambatan pembuatan Laporan Persediaan Barang. Seharusnya tanggal 15 September 2007, laporan tersebut seharusnya sudah diterima oleh pihak menajemen, akan tetapi baru dapat diterima pada tanggal 20 September 2007. Bila laporan tersebut diterbitkan secara mingguan, maka hitunglah Usia Maksimum, Usia Rata-rata dan Usia Minimum pada informasi kondisi dan Informasi Operasi!

Jawab!

Diketahui:        i = 7 Hari
                        d = 5 Hari

      Informasi Kondisi
Informasi Operasi
Usia Maksimum                                                        (5)+(7)
(5)+1.5(7)
Usia Rata-rata                                                        (5)+0.5(7)
(5)+ (7)
Usia Minimum                                                             (5)
(5)+0.5(7)

Jadi Hasilnya sebagai berikut:

      Informasi Kondisi
Informasi Operasi
Usia Maksimum                                                        12
15.5
Usia Rata-rata                                                           8.5
12
Usia Minimum                                                            5
8.5


Minggu, 20 November 2016

Transformasi Data Menjadi Informasi

Standard


Transformasi informasi adalah komponen proses dalam pengelolaan sistem informasi,  yang  berfungsi memproses data menjadi informasi sehingga dapat diperoleh produk informasi yang diperlukan. Pengelolaan suatu sistem informasi perlu memiliki kemampuan dalam pelaksanaan mekanisme transformasi, karena kegiatan-kegiatan pada tahap ini merupakan tindak lanjut setelah disusunya suatu perencanaan informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan sambil mengacu ke depan untuk menghasilkan produk    informasi  yang   berdaya    guna   dan    berhasil guna. 
Sehubungan dengan upaya mencapai tujuan tersebut maka dalam pemabahasan  transformasi informasi memfokuskan padahal-hal yaitu anatara lain:
·         Pengumpulan data dan informasi
·         Pengolahan dan analisis data dan informasi
·         Penyajian dan penyebarlausan data dan informasi
·         Penataan dokumentasi dan perpustakaan.

            Transformasi informasi pada hakikatnya merupakan suatu proses pengubahan wujud, sifat, ciri-ciri data sehingga menjadi informasi, yang selanjutnya disajikan secara statistika atau secara visual untuk disebarluaskan dan atau didokumentasikan.
Proses transformasi ini bertitiktolak dari data yang dikumpulkan dari sumber dengan menggunakan alat atau instrument pengumpulan data, selanjutnya data itu diolah, dianalisis dan ditafsirkan dengan teknik tertentu. Data yang telah diproses itu membuahkan hasil yang disebut informasi,,. Informasi tersebut disajikan, disebarluaskan dan didokumentasikan. Penyajian data dan informasi dilakukan baik secara visual maupun dalam bentuk publikasi, dengan metode komunikasi langsung atau tidak langsung. Sedangkan dokumentasi berfungsi untuk menyimpan data dan informasi secara sistematis dan cermat dalam bentuk bank data (database). Pendokumentasian  dapat  dilakukan  dengan cara lama (file) dan cara baru (komputerisasi). Contoh: perpustakaan bertalian dengan upaya pengumpulan, pemeliharaan, penyimpanan, pengaturan dan pendayagunaan informasi. 


Nilai dan Kualitas Informasi

Standard
.
Nilai dari informasi ditentukan dari 2 hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaat yang diperoleh lebih berharga dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Keuntungan dari sebagian besar informasi tidak dapat dihitung dengan suatu nilai uang, tatapi dapat dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiviness atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 sifat yaitu sebagai berikut:

1.      Mudah diperoleh
Sifat ini menunjukkan kemudahan dan kecepatan untuk memperoleh informasi. Kecepatannya dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam.

2.      Luas dan lengkap
Sifat ini menunjukkan kelengkapan isi informasi. Hal ini tidak hanya mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya.

3.      Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. Pada volume data yang besar biasanya terdapat dua jenis kesalahan yaitu kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

4.      Kecocokan
Sifat ini menunjukan seberapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permitaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi sedangkan semua keluaran yang lainnya tidak berguna.

5.      Ketepatan Waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui, yang lebih pendek dari siklus untuk mendapatkan informasi.

6.      Kejelasan
Sifat ini menunjukkan tingkat kejelasan informasi. Informasi hendaknya terbebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.

7.      Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan apakah informasi tersebut dapat digunakan untuk membuat lebih dari satu keputusan. Tetapi juga apakah dapat digunakan untuk lebih dari seorang pengambil keputusan.

8.      Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan sejauh mana informasi itu dapat diuji oleh beberapa pemakai hingga sampai didapatkan kesimpulan yang sama.

9.      Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan ada tidaknya keinginan untuk mengubah informasi tersebut guna mendapatkan kesimpulan yang telah diarahkan sebelumnya.

10.   Dapat diukur
 Sifat   ini   menunjukkan   hakikat  informasi  yang  dihasilkan  oleh     
 sistem    informasi formal.

Informasi bernilai sempurna apabila pengambil keputusan dapat mengambil keputusan secara optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang rata-tara akan menjadi optimal dan untuk menghindari kejadian-kejadian yang akan mendatangkan kerugian.
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 4 (empat) hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timelines) dan relevan (relevance).

1.      Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai kepenerima informasi mungkin banyak mengalami gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

Adapun komponen akurat meliputi:
 ·         Kelengkapan (completeness) informasi 
Informasi yang komplit atau lengkap, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.
·         Kebenaran (correctness) informasi. 
Informasi yang dihasilkan oleh  proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut. Sebagai contoh, jika sebuah informasi menunjukkan total nilai gaji yang harus dibayarkan pada seorang pegawai, maka informasi tersebut haruslah sudah benar dan memuat perhitungan-perhitungan matematis yang ada di dalam prosesnya seperti perhitungan tunjangan, perhitungan potongan dan sebagainya.
·         Keamanan (security) informasi. 
Keamanan sebuah informasi, tergambar dari jawaban atas pertanyaan”Did the message reach all or only the intended systems users?”

2.      Tepat Waktu (timelines)
Informasi yang sampai pada sipenerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan  di dalam pengambilan keputusan.  Bila  pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. Dewasa ini informasi mahal karena harus cepat dikirim dan didapat sehingga memerlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

3.      Relevan (relevance)
                 Informasi tersebut harus mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang, satu dengan lainnya adalah berbeda.

4.      Ekonomis, efisien dan dapat dipercaya
                 Informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi tidak dapat ditaksir efektivitasnya. Selain itu informasi yang dihasilkan juga biasa dipercaya kebenarannya dan tidak mengada-ada.



Siklus Hidup Sistem Informasi

Standard

Siklus hidup pengembangan sistem informasi merupakan  suatu bentuk yang digunakan  untuk menggambarkan tahapan  utama dan langkah-langkah pada tahapan tersebut dalam  proses pengembangan sistem . Siklus hidup pengembangan sistem informasi menyajikan  metodologi atau proses  yang diorganisasikan guna membangun suatu sistem informasi . Dengan demikian dalam membangun sistem informasi  maka sejumlah tugas yang harus  diselesaikan.
Suatu pengembangan sistem akan terlalu besar untuk dikerjakan  bila tanpa  sistem pengendalian. Pengendalian ini diperlukan terhadap bidang-bidang seperti fungsi, anggaran, jadwal kegiatan dan kualitas. Untuk menjamin agar suatu sistem dapat dibangun berdasarkan fungsi yang dipersyaratkan, dalam batas anggaran yang sudah disediakan dan memenuhi jadwal waktu yang telah ditentukan serta mencapai kualitas yang diinginkan, maka sejumlah titik pengecekan amat diperlukan, dimana titik pengecekan ini menjamin agar pekerjaan dapat dievaluasi dan keputusan dapat diambil pada saat yang tepat, dengan kata lain  titik pengecekan merupakan kunci pengendalian di dalam pembangunan atau pengembangan sistem informasi. Keputusan manajemen dilakukan oleh steering committeeatau oleh seorang manejer senior di dalam lingkup pemakai sistem.
            Siklus hidup sistem informasi dimulai dari fase perencanaan, fase pengembangan (investigasi atau survey, analisa, desain, pembuatan dan implementasi, pemeliharaan) dan dievaluasi secara terus-menuerus untuk menetapkasn apakah sistem informasi tersebut masih layak diaplikasikan, jika tidak, sistem informasi tersebut akan diganti dengan yang baru dan dimulai dari perencanaan kembali.
1.  Fase / Tahap Perencanaan

Pada tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan sestem informasi apa yang akan dikembangkan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang melaksanakan.

Tahap perencanaan menjadi penting karena:
·         Permasalahan yang sebenarnya didefinisikan dan diidentifikasikan secara rinci. Misalnya, pada pembangunan SI permasalahan-permasalahan yang melingkupinya didefinisikan, seperti penciptaan alur data dan informasi yang efisien, prosedur transaksi dan penyajian informasi secara komunatif pada layar monitor. Selanjutnya, perlu merumuskan tentang kasus-kasus bisnis yang ingin diselesaikan dan total investasi TI yang akan disediakan. Setelah itu,perlu disusun rencana aksi yang konkret termasuk perencanaan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan, pembangunan dan penyebarannya
·         Pembangunan SI harus diarahkan pada peningkatan keunggulan kompetitif.
·         Perubahan aliran informasi akan terjadi secara besaran-besaran di dalam organisasi.
·         Implementasi teknologi komputer akan membawa dampak bagi tenaga kerja di dalam organisasi.

Beberapa keuntungan dari Perencanaan SI berbasis komputer, adalah:
·         Meningkatkan komunikasi antara manajer, pemakai dan pembuat.
·         Meningkatkan efektifitas penggunaan sumber daya organisasi.
·      Mendukung komunikasi untuk pertanggungjawaban kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun departemen.
·         Mendukung proses evaluasi.
·         Memungkinkan para manajer untuk mengelola pembangunan system jangka panjang.

Untuk pengembangan sistem yang relatif besar, biasanya dibentuk suatu tim yang terdiri dari manajemen, user, dan staf ahli teknologi informasi. Tim tersebut ada yang berfungsi sebagai tim pengarah (steering committee) yang berfungsi untuk menyetujui atau menolak suatu proyek pengembangan system informasi.
Perencanaan sistem dimulai setelah adanya usulan baik dari intern  maupun ekstern ,  kemudian dilanjutkan dengan keputusan manajemen.
Bila manajemen menyetujui rencana atau usulan tersebut akan disusun suatu kerangka acuan kerja dan anggaran. Setalah kerangka acuan kerja dan anggaran telah ditetapkan, akan ditunjuk konsultan pelaksana (intern atau ekstern) untuk mengajukan proposal. Proposal ini akan dievaluasi untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak atau tidak untuk dilanjutkan.
.
a.  Usulan
Usulan perubahan sistem dari internal biasanya  berisi:
-   Adanya permasalahan yang dihadapi sistem yang lama seperti biaya operasional yang      tinggi.
-     Pembuatan order yang sering terlambat dan laporan yang tidak up to date.
-     Penyempurnaan terhadap sistem yang ada seperti efisiensi atau kontrol.

   b.  Keputusan Manajemen
            Usulan-usulan tersebut harus mendapat persetujuan dari manajemen karena menyangkut biaya, perubahan system kerja (uraian kerja dan tanggung jawab), keamanan data, hubungan dengan pelanggan .
   c.   Kerangka acuan kerja
            Setelah mendapatkan persetujuan dari manajemen, selanjutnya akan dibentuk tim yang dapat  terdiri dari devisi-devisi yang terkait untuk menyusun kerangka acuan kerja yang menyangkut :
-          latar belakang
-          Maksud dan tujuan
-          Sasaran proyek
-          Ruang lingkup pekerjaan
-          Jangka waktu pelasanaan
-          Prioritas pekerjaan
   d.   Anggaran (Dana)
            Berdasarkan kerangka acuan kerja diatas , disusunlah anggaran / dana untuk hardware, software, pelatihan SDM, pemeliharaan dan cadangan untuk keperluan yang tidak terduga.
   e.   Penunjukan tim pelaksana
Setelah semua kegiatan diatas diketahui, selanjutnya diputuskan apakah pengembangan sistem informasi akan dilakukan oleh perusahaan atau oleh pihak konsultan. Setelah menetapkan pelaksana, diminta untuk memasukkan proposal pelaksanan sistem informasi sesuai dengan kerangka acuan kerja. Proposal tersebut akan dievaluasi untuk menetapkan apakah proyek tersebut layak dilaksanakan atau tidak.
   f.    Menilai kelayakan proyek
            Penilaian kelayakan proyek mencakup kelayakan operasional, teknis dan ekonomis. Dalam praktek, yang dominan dinilai umumnya aspek ekonomisnya (dana).

·         Kelayakan Operasional
Menyangkut apakah secara operasional sistem yang baru dapat dilaksanankan dengan sumber daya manusia yang tersedia dan metode training  yang ditawarkan, pelayanan purna jual / pemeliharaan serta efisiensi dan efektifitas system baru.

·         Kelayakan Teknis
Menyangjut apakah radware / software yang akan dikembangkan tersedia, jadwal pelaksanaan serta sistem keamanan data.

·         Kelayakan ekonomis 
Menyangkut biaya untuk membuat dan menjalankan sistem baru serta keuntungannya yang akan diperoleh dari sistem tersebut.

2.   Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Tahap pengembangan sistem informasi disebut juga Siklus Hudup Pengembangan  Sistem  Informasi  yang  tahapannya  terdiri dari   enam
langkah. Tahapan-tahapan pekerjaan dalam melaksanakan tidak harus kaku namun dapat disesuaikan kebutuhan .
Tahapan utama pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut:
·         Survei, bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan.
·         Analisis, bertujuan untuk memahami sistem yang ada, mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya.
·         Desain, bertujuan mendesain system baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan.
·         Pembuatan, membuat sistem yang baru (hardware dan software).
·         Implementasi,  bertujuan untuk mengimplementasikan sistem yang baru.
·         Pemeliharaan, bertujuan agar sistem yag dapat berjalan secara optimal.
Penerapan tahapan pengembangan sistem informasi dapat dilakukan dengan cara yaitu
secara berurut (waterfall), iterasi dan spiral.
·         Waterfall, Suatu tahapan yang harus diselesaikan terlebih dahulu secara penuh sebelum meneruskan ke tahapan berikutnya. Dengan tujuan menghindari terjadinya pegulangan tahapan tersebut. Proses ini lebih cocok untuk diterapkan dalam pengembangan “mass product”.
·         Iterasi/ Spiral, Suatu tahapan yang dilaksanakan dengan memakai tehnik iteration/ pengulangan dimana suatu proses dilaksanakan secara berulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. Umumnya proses ini diaplikasikan untuk pembuatan “Tailor Made Product”.

3.  Tahap Evaluasi

Evaluasi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pengembangan sistem sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu, biaya maupun secara teknis. Eavluasi yang dimaksudkan disini adalah evaluasi yang dilakukan oleh user / manajemen, sedangkan evaluasi yang dilakukan tim koordinasi / analis bersifat lebih teknis dan sering disebut dengan walkthrough. Evaluasi (inspeksi) yang dilakukan pada oleh user / manajemen dimulai saat pengembangan sistem, saat penyerahan dan saat pengoperasian. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
·         Saat Pengembangan, Pada saat pengembangan sistem informasi perlu dievaluasi apakah sesuai dengan rencana, jadwal dan sebagainya. Dengan demikian setiap penyimpangan dapat diatasi sedini mungkin.
·         Saat Penyerahan, sistem yang telah selesai dikembangkan, perlu dites    ( testing penerimaan )     apakah      dapat   berfungsi   sebagaimana   yang diharapkan seperti efisiensi sistem baru, waktu, respon, kelengkapan informasi yang disajikan dan sebagainya.  Setelah semua di evaluasi, dan system tersebut dinyatakan dapat diterima sebegai bukti telah selesainya pengembangan sistem tersebut.
·         Saat Pengoperasian, Dalam pengoperasian sistem tersebut masih perlu dievaluasi, tetapi tidak perlu seintensif pada saat pengembangan ataupun pada saat penyerahan. Evaluasi dapat dilakukan setengah tahun, satu tahun atau sesuai dengan kebutuhan. Hasil dari proses evaluasi ini menjadi masukkan bagi manajemen dalam menentukan apakah sistem yang berjalan harus dipertahankan, diperbaiki (upgrade) atau diganti dengan yang baru.